Ngabuburit Bareng Racana Wijaya dalam FGD : PHBS di Masa Pandemi - Racana Wijaya UNNES

Selamat Datang

----------Selamat Datang----------

Selasa, 12 Mei 2020

Ngabuburit Bareng Racana Wijaya dalam FGD : PHBS di Masa Pandemi

gambar : Reka Lingkungan

oleh :
Lana Febriyana Fikroh
Reka Jurnalistik

Semarang(12/05/20), Racana Wijaya – Pandemi Covid-19 sekarang semakin meluas, kasus Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat luar biasa sehingga saat ini menjadi bencana nasional yang mengkhawatirkan. Dengan adanya wabah ini berdampak pada kegiatan keseharian masyarakat dan tentunya pada kegiatan yang ada di sekolah maupun kampus. Sebagai alternatif untuk tetap melaksanakan kegiatan yang bermanfaat, Racana Wijaya Universitas Negeri Semarang mengadakan Diskusi Online yang bertema PHBS Di Masa Pandemi.

Dalam diskusi kali ini, dapat berkesempatan berdiskusi dengan Kak Taufiq selaku Pinsaka Bhakti Husada. Beliau berupaya mengajak para anggota pramuka berperan penting untuk sadar diri akan bagimana pentingnya menjaga kebersihan diri serta mewaspadai bahaya Covid-19 yang sedang memuncak saat ini. Pada kesempatan saat ini juga diberi beberapa pengetahuan tentang upaya-upaya yang harus dilakukan serta memberi arahan yang tepat dalam melakukan pencegahan.

Bagaimana Peran Pramuka??? Peran Pramuka sebagai Relawan Kemanusiaan dimasa Pandemi COVID-19 :
  1. Membantu menyebarkan informasi akurat kepada masyarakat
  2. Membantu mengedukasi dan memberikan dukungan psikologi untuk mengurangi kepanikan masyarakat selama wabah COVID-19
  3. Membantu dalam mengorganisir dan mengarahkan masyarakat yang memerlukan informasi terkait alur tes maupun alur tindakan di masyarakat maupun di rumah sakit.
  4. Membantu dalam memantau dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh OTG maupun ODP yang melaksanakan karantina rumah
  5. Membantu dalam menyalurkan kebutuhan pokok masyarakat, khususnya untuk OTG dan ODP dalam karantina rumah maupun kelompok rentan.
  6. Untuk relawan medis, misal Pramuka Saka Bakti Husada yang sudah terlatih, dapat memberikan dukungan kepada para dokter, perawat, pekerja rumah sakit, petugas ambulans, dll. Relawan medis yang terlatih jika dibutuhkan dapat melakukan edukasi pencegahan dan rapid test kepada kelompok OTG di fasilitas umum dengan menggunakan APD (masker dan sarung tangan non steril sekali pakai) dan hasil tes dilaporkan melalui mekanisme pelaporan. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian infeksi.

Pada kesempatan ini, para peserta juga diajarkan bagaimana upaya-upaya yang dapat dilakukan pada pencegahan penyebaran Covid-19. Salah satu kunci keberhasilan dalam Upaya PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) ialah dengan memutus siklus penularan penyakit melalui kewaspadaan standar serta berdasarkan transmisi. Terdapat 6 komponen yang perlu dipahami dalam upaya PPI, yaitu : agen infeksi (penyebab infeksi), reservoir (tempat infeksi dapat hidup), pintu keluar (tempat mikroorganisme meninggalkan reservoir), cara penularan mikroorganisme, pintu masuk (lokasi mikroorganisme menyebar) serta seseorang yang rentan akan penyakit.

Setelah memahami rantai penularan tersebut, maka perlu adanya upaya dari masing-masing individu dalam melakukan pencegahan penyebaran virus tersebut. Upaya yang dapat dilakukan tiap-tiap individu dapat sebagai berikut : menjaga kebersihan tangan, penggunaan alat pelindung diri, kebersihan lingkungan, etika batuk dan bersin, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, pembatasan interaksi fisik serta karantina kesehatan.

“Analisis data menunjukkan bahwa virus Covid-19 merupakan produk evolusi alami dan bukan rekayasa genetika di laboratorium. Jadi untuk itu, kita harus bisa menjaga pola hidup yang sehat serta tetap berkreasi dan berinovasi di rumah di tengah pandemi yang sedang memanas ini”, Ujar Kak Taufiq.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar